INILAH.COM, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum jika sistem operasi Android tergolong rentan terserang program jahat (malware). Ini karena kebijakan Google cenderung terbuka pada Play Store dalam menyeleksi aplikasi yang masuk.
Kebijakan yang diterapkan Google ini tentu saja berbeda dengan kebijakan Apple di App Store yang memberlakukan sistem sangat ketat dalam proses masuknya sebuah aplikasi ke App App Store hingga bisa diunduholeh pengguna.
Munculnya peringatan dari Internet Crime Complaint Center (IC3), divisi di bawah Biro Investigasi Federal AS FBI pada bulan lalu, bisa jadi merupakan teguran bagi para pengguna perangkat Android untuk lebih berhati-hati dalam memilih aplikasi.
Berikut kami paparkan sejumlah tips yang diharapkan bisa melindungi perangkat Android Anda dari serangan malware:
1. Saat membeli smartphone atau tablet, Anda perlu mengetahui fitur-fitur dari perangkat itu, termasuk default setting. Anda tidak perlu mematikan semua fitur di perangkat Android demi meminimalkan serangan malware.
2. Tergantung dari tipe perangkat yang Anda pakai, ada versi OS (sistem operasi) yang menyediakan encryption. Enkripsi itu bisa Anda pakai melindungi data pribadi jika suatu ketika perangkat Android hilang atau dicuri.
3. Dengan terus berkembangnya pasar aplikasi perangkat mobile, Anda perlu membaca terlebih dahulu review dari aplikasi yang akan Anda unduh, baik dari pihak pengembangnya maupun review dari komunitas.
4. Pelajari dan mengerti permissions yang ada dalam aplikasi yang muncul saat Anda akan mengunduhnya.
5. Anda perlu memproteksi perangkat Android Anda dengan menggunakan passcode. Cara ini merupakan langkah paling dasar untuk memberikan pengamanan pada ponsel Anda.
Selain passcode, Anda juga perlu mengaktifkan fitur screen lock setelah beberapa menit dalam mode tidak aktif.
6. Gunakan aplikasi anti-malware atau anti-virus untuk perangkat Android yang Anda pakai. Carilah aplikasi anti-virus yang mampu membantu melindungi perangkat Android Anda dari malware.
7. Waspadalah dengan aplikasi yang mengaktifkan Geo-location. Aplikasi semacam itu akan mampu melacak lokasi keberadaan Anda.
Aplikasi ini bisa saja merupakan sarana pemasaran bagi perusahaan, namun sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mengikuti keberadaan Anda untuk keperluan jahat.
8. Jailbreak atau rooting Android dipakai untuk menerobos sejumlah batasan yang diberikan vendor atau opsel dalam Android. Dengan rooting maka Anda akan bisa mengontrol semua bagian di perangkat Android yang Anda pakai.
Meski demikian, perlu diingat bahwa rooting seringkali mengorbankan security dan meningkatkan kemungkinan masuknya malware ke Android.
Saat aplikasi dijalankan dalam level 'unrestricted' atau 'system' dalam rooted Android, artinya Anda memberikan izin pada aplikasi yang dimaksud untuk mengontrol semua bagian dari perangkat Android tersebut.
9. Jangan pernah menghubungkan perangkat Android ke WiFi yang tidak Anda kenali. Jaringan WiFi yang tidak Anda kenal bisa saja merupakan cara licik untuk mengakses perangkat Andrioid Anda.
Cara itu dipakai untuk mendapatkan informasi yang tertransfer antara perangkat Android yang Anda pakai dan server.
10. Jika Anda memutuskan menjual perangkat Android yang Anda pakai saat ini, pastikan Anda terlebih dahulu melakukan wipe atau reset to factory default. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya data pribadi yang tertinggal dalam perangkat.
11. Perangkat Android membutuhkan update untuk bisa menjalankan aplikasi dan firmware.Jika Anda menolak update ini maka risiko terkena aksi peretasan akan semakin tinggi ketimbang perangkat yang menerima update resmi.
12. Hindari mengklik link atau download software dari sumber yang tidak Anda kenal.
13. Atur tindakan pencegahan dalam setting koneksi internet seperti yang Anda lakukan pada komputer. [mor]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar